Minggu, 26 Desember 2010

17 years old

"oh 17 tahun 1 hariku.. lihatlah dirimu. mengapa menangis?" tanyamu.
"ku kira dewasa itu usia, ku kira dewasa itu kekuatan, tapi.." diam.
tersenyum. "aku tau.. kau sedang dalam masalah, benar?"
aku hanya tertunduk, mengangguk kecil.
menghela nafas. "tenang.. kau bisa, ada aku. setiap kau rasa galau, tanya padaku. aku selalu benar. percayalah.."
"kekasihku, aku gagal membuatnya merasakan semua yang kuberikan. dia tak berhenti mengeluhkan sakit hatinya. keraguannya.. seorang yang kupilih menyayangiku dan ku sayangi memandangku cacat, selalu salah dimatanya."
aku menangis.
"aku tak tahu lagi harus bagaimana, setelah seluruh hati kuberikan, setelah tulusku tak tersisakan, tak sedikitpun membuatnya mengerti perasaanku padanya."
"dengarkan aku, dia sangat menyayangimu. jangan ragukan itu. tapi.. itu yang buatnya buta. mata hatinya tertutup prasangka yang sering membuat dirinya sendiri khawatir. semata-mata karena takut kehilanganmu."
"tapi aku telah berusaha untuknya. aku sungguh menyayanginya. aku telah mencintainya dengan ucapan. aku telah mencintainya dengan perbuatan. aku telah mencintainya dengan hati.."
"jangan menuntut, berikan saja yang ingin kau berikan. bukan yang harus kau berikan. kalau ia sungguh-sungguh padamu, ia akan tahu sendiri bagaimana mencintaimu dengan benar. ia akan melepaskan ikatan yang menyakitimu, dan menggenggam tanganmu dengan indah.."
"tapi bagaimana kalau ternyata dia tak mencintaiku?"
"ketulusan selalu berakhir baik. walaupun berakhir perpisahan, percayalah itu yang terbaik jika terjadi padamu."
"kau benar, akan ku lakukan untuknya. bisakah kita bertemu lagi lain kali? bukan tak mungkin masalah akan datang lagi padaku. aku membutuhkanmu."
"hahaha. hei.. usiamu 17 tahun 1 hari. mengapa tak kau sadari? aku itu kau. kita satu. aku diciptakan Tuhan untukmu."
"apa maksudmu?"
"lihatlah, kau sedang bercermin. aku ada didalam sini. sejak kau lahir hingga sekarang aku selalu benar. tapi semakin kau mengenal dunia, semakin kau mengabaikanku. aku penuntunmu. rasakanlah.. maka kau akan bahagia. apapun yang terjadi tanyakan saja padaku, HATImu."

Sabtu, 11 Desember 2010

wake us up

berbeda? bukan perbedaan
hanya tak rasakan
yang biasa kau rasa
senyum, bahasa
gerak, jarak
mata, hatimu
enggan lagi berbicara

terlintas tanya yang ku tau jawabnya
bukan dari ungkapan kata darimu
tanpa kejujuran tapi tak berdusta
tahukah kau aku mengetahui?

pikiran, hati, dan tindakanku pecah
tak menyatu, tak berarah
sungguh aku benar tahu yang aku dan kau mau
dan dirinya..
sama sekali ku tak sendirian
apa yang harus ku lakukan?
sekali lagi aku berserakan

lari. larilah..
berlari hingga gema detakmu hilang
karena sekedar tatap tulusmu pun
menjeratku dalam dasar kebimbangan